Senin, 07 Mei 2012

PUBLIC RELATION di ERA GLOBALISASI



PUBLIC RELATION di ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh :

Nama  : Cicilia Putri Setyorini
NIM : 211391632
Jurusan / kelas : D3 B
Semester : III

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA AMBARRUKMO
(STIPRAM)
YOGYAKARTA
2011

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi, bidang Public Relations atau kehumasan akan sangat berperan. Perusahaan yang tidak memanfaatkan bidang tersebut akan tertinggal karena tidak menguasai perolehan dan penyebaran informasi. Fungsi komunikasi dan hubungan masyarakat akan sangat terasa manakala perusahaan berupaya mengembangkan usaha dan menghindari situasi yang kurang kondusif dengan lingkungan.
Begitu pula bagi perusahaan/lembaga yang memasarkan produk berupa jasa. Para praktisi Public Relations sektor jasa ini juga akan sangat berkembang saat ini. Tak terkecuali dalam dunia kepustakawanan.
Pendekatan public relations menuntut cara-cara penghampiran baru yang bukan hanya lebih komprehensif, melainkan lebih imajinatif terhadap pembentukan opini publik ini. Suatu pendekatan yang mempertimbangkan beragam aspek yang bersinggungan dengan opini, misalnya aspek-aspek pemasaran (marketing dalam arti luas), manajemen, periklanan, komunikasi pribadi, psikologi, antropologi.
Hal ini diperlukan guna menghidari kebingungan atas kenyataan, bahwa suatu opini publik yang positif, tiba-tiba berubah menjadi sebaliknya. Pasalnya saat ini sikap masyarakat cenderung ‘aneh’ ditambhan dengan perilaku media massa yang terwujud dalam model hostile journalism (jurnalisme permusuhan)

ANALISA
Public relations (PR) sebagai salah satu pilar terpenting dalam komunikasi pemasaran untuk menciptakan reputasi perusahaan, juga mengalami dampaknya. Dalam strategi komunikasi global para praktisi PR memposisikan diri di front line yang mengkomunikasikan sasaran, pesan-pesan utama, target publics, dan rencana-rencana perusahaan.
Menghadapi situasi ini, tantangan terberat bagi praktisi PR adalah perannya sebagai pengelola dan pendamai sistem nilai, kepercayaan dan ideologi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. Peran ini mesti didukung oleh status PR sebagai interpreter perusahaan dan pencipta social policy yang menempatkan organizational behavior sebagai panduan. Mereka juga mempengaruhi dan mendamaikan persepsi publik dalam konteks global.
Berkat teknologi, praktisi PR dapat menerima dan mengirimkan informasi lebih cepat dan mendapatkan instant response time di tingkat lokal maupun internasional. Berkat internet, kita bisa melakukan apa saja yang berkaitan dengan upaya berhubungan dengan publik melalui e-mails dengan sistem global, voice mail, situs perusahaan, dan worldwide video conferencing network.
Dengan menggunakan jasa Internet, praktisi PR harus juga menjadi synthesizer. Ia bisa menciptakan homepage dan menyempurnakannya setiap hari, membuat iklan, mendesain brosur, menaruh cerita-cerita yang relevan dengan perkembangan bisnis perusahaan, menulis ceramah, mengkoordinasikan event atau seminar, merencanakan dan menjalankan sales meeting.
     Definisi Public Relation

Merupakan proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya .
Tugas utama PR adalah pemberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut . Namun sebetulnya juga menyangkut upaya-upaya untuk membentuk kesan positif perusahaan dalam benak setiap orang.
Rute pokok operasi humas adalah komunikasi getok tular (word of mouth), artikel pers (press and news stories) dan rekomendasi personal.  Tujuannya adalah, untuk menempatkan perusahaan dan produknya dalam memori serta pembicaraan masyarakat dalam artian positif. Karena informasi muncul dalam bentuk berita, maka informasi ini memiliki bobot yang lebih.

      Definisi Profesional
Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah.
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.

      Definisi Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.

Public Relation Profesional di Era Global
Public Relation dalam terminology bahasa Indonesia diartikan sebagai  Humas. Dari arti tersebut maka dapat dijabarkan seorang Public Relation harus dapat membangun hubungan dengan masyarakat melalui citra positif perusahaan yang ia wakili. Bahkan di Indonesia sendiri telah dimunculkan UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dimaksud khususnya berkaitan dengan hak dan kewajiban pemohon informasi serta hak dan kewajiban pengelola informasi.
Globalisasi: dunia tanpa batas, kentara sekali saat ini batas-batas antar negara, batas social, ekonomi serta budaya sudah dikaburkan melalui media internet. Setiap detik kita dibanjiri informasi paling baru melalui internet. Kondisi ini biasa disebut sebagai Era 2.0, Era dimana akses reputasi perusahaan menjadi lebih terbuka dan langsung ke publik, dalam hal ini customer perusahaan itu sendiri. Akses social media yang sudah membumi dan menjadi teman kesehari-harian publik membuat publik memiliki power yang besar membentuk opini, menyebarkan berita, dan mempengaruhi publik lain akan sebuah isu perusahaan.
Sebelum era PR 2.0, akses ini hanya bisa melalui media massa.  Saat itu, power media sangat kuat.  Media menjadi akses satu-satunya untuk membentuk opini, menyebarkan berita dan mempengaruhi publik.  Komunikasi berlangsung 2 arah (timbal balik) antara perusahaan dengan publik, tapi melalui perantara media.  Sehingga akses menjadi tidak langsung, berlangsung lebih lama, dan banyak noise komunikasi yang terjadi.
Segala informasi yang dimuat secara online ini, sangat susah dikontrol penyebarannya. Peran PR di era 2.0 menjadi semakin kompleks, maka PR 2.0 yang mengerti perkembangan ini, akan juga memantau opini-opini yang terjadi diranah social media, yang merupakan media langsungnya publik menuangkan segenap pikiran-pikirannya, termasuk potensinya untuk menyebarkan isu perusahaan (Breakenridge, 2009).
  1. Monitoring perusahaan di social media termasuk Blog, Twitter, Facebook.  Hal ini bisa dilakukan dengan berlangganan Google Alert, yang nantinya akan mendeteksi keyword-keyword yang berhubungan dengan perusahaan dan hasil deteksi ini akan dikirimkan ke email kita.  Begitu juga dengan fitur Facebook dan Twitter.
  2. Enggagement/lobbying dengan social media influencer, seperti Blogger dan Twitter yang memiliki banyak pengikut.  Seperti media relations untuk posisi tanggung jawab PR, perlu juga diadakan social media influencer relations yang menjadi perhatian khusus divisi PR sebuah perusahaan.
  3. Tetap meningkatkan kualitas dengan media massa konvensional dan online, terutama pimpinan media terkait sehingga level lobbying tetap bisa terjaga.
  4. Tanggap jika melihat ada isu langsung yang kira-kira memiliki potensi negatif bagi reputasi perusahaan, dan langsung disikapi bijaksana dengan barometer reputasi perusahaan sebagai taruhan utamanya, dan bukan tentang siapa yang benar siapa yang salah (Breakenridge, 2009).
PROSPEK DAN TANTANGAN PR DI ERA GLOBAL
Peranan PR di era sekarang sangat berbeda jauh dengan era terdahulu. Dahulu pekerjaan PR bisa di bilang anggap sebelah mata oleh semua orang. Pekerjaan yang tidak terlalu penting dalam kesehariannya. Orang-orang lebih memilih pekerjaan lain daripada PR. Orang menganggap PR hanya bermodalkan pintar ngomong. Padahal PR sangat sulit di pelajari dan di pahami. Membutuhkan ketelatenan dan kesabaran untuk mempelajari PR. Hal tersebut sangat sepadan derngan hasil yang kita terima jika kita berhasil memperdalami PR. Karena di era global ini, PR sangat di butuhkan di semua instansi tanpa terkecuali. Seperti contohnya lembaga pemerintahan , lembaga pendidikan , lembaga militer , sejumlah organisasi PR seperti Perhumas (Asosiasi PR di Indonesia) , APPRI (Asosiasi Perusahaan PR di Indonesia) , Bakohumas , Forum Humas BUMN , Forum Humas Perbankan, bahkan perusahaan – perusahaan besar lainnya. Banyak peran – peran dari PR antara lain :
1.   Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hamper semua teknik komunikasi antar personal dipergunakan , komunikasi lisan , komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuader
2.   Relationship
Hubungan yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan public yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Untuk itu PR harus dapat  hubungan baik dengan relasi – relasinya agar terjaga dari hal – hal yang tidak di inginkan.
3.   Management Backup
Menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran , operasional , teknik , keuangan , personalia demi terciptanya tujuan bersama
4.   Good Image Maker
Dalam dua decade terakhir , public mencermati nama – nama pejabat PR yang kerap muncul sebagai narasumber perusahaan atau organisasi yang diwakilinya
Selain itu, di era global ini  tantangan  PR sangatlah banyak dan cenderung runyam. Banyak sekali informasi yang negatif yang berkeliaran di samudra global tentang Indonesia dan termasuk diantaranya berkaitan erat dengan dunia bisnis Indonesia. Sementara dunia bisnis seolah tak berdaya menghadapinya. Sehingga bukan hanya rupiah saja yang menjadi bulan-bulanan inforamsi global, tetapi juga aspek bisnis lain, seperti investasi, hutang bahkan produk ekspor kita. Isu-isu seperti lingkungan hidup untuk produk-produk hasil hutan, dan isu-isu lain seperti dumping, sangat mempersulit ekspor kita.
Ini jelas mencerminkan betapa lemahnya kemampuan PR kita. Termasuk kurang handalnya pemanfaatan teknologi. Teknologi dalam era globalisasi sekarang ini tidak hanya sekedar suatu alat. Teknologi menawarkan kebebasan untuk mempraktekkan kemampuan pemasar melalui cara-cara baru, diantaranya dalam bidang komunikasi pemasaran.
          PR bukanlah fungsi manajemen yang dapat berdiri sendiri. Bersama sarana komunikasi pemasaran lainnya akan membentuk integrated marketing communications, merupakan cara yang paling efektif dalam mengkomunikasikan pesan-pesan utama kepada pelanggan, shareholders, karyawan dan staf perusahaan, serta target publics yang lain.
Selain itu, peran praktisi PR saat ini, sebagai penasihat public relations, menjadikan praktisi PR untuk memfokuskan diri pada strategi komunikasi dan pemberi saran pada hal-hal yang signifikan seperti nilai-nilai dan kultur yang dianut masyarakat.
Praktisi PR harus selalu menjadi well-informed persons dengan strong sense pada riwayat dan pengetahuan akan kejadian-kejadian yang terkini. Praktisi PR juga harus mempunyai nalar yang tajam dan mempunyai wawasan kosmopolitan, dalam arti sensitif terhadap nuansa multikultural dan internasional yang /melingkupi publik perusahaan.
Berbagai ragam cara dapat ditempuh. Mempelajari bahasa asing selain bahasa Inggris, mempelajari hal-hal penting bagi perusahaan yang bermacam-macam, meningkatkan pengetahuan internasional dengan melakukan perjalanan ke luar negeri yang cukup sering, menjalin relasi dengan orang-orang dari berbagai macam kultur dan negara.
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan berkomunikasi yang baik antara organisasi, pemerintah maupun perusahaan dengan publik atau masyarakat inilah menjadikan bisnis jasa konsultan PR yang dibutuhkan dan bisnis ini memiliki prospek yang cerah.
Dan hal yang paling terpenting bagi profesi Public Relation adalah kemampuan yang kompeten di bidang komunikasi itu sendiri, sehingga tercipta sumber daya manuasia yang berkualiatas dan mampu bersaing, serta terampil berkomunikasi di bidangnnya.
Globalisasi adalah dimana antar kelompok maupun antar Negara bisa saling berkomunikasi sehingga yang dimaksud dengan PR di Era Globalisasi adalah agar seorang Public Relation tidak hanya dapat menjalin hubungan dengan masyarakat  dalam negri saja tapi juga dapat menjalin hubungan dengan masyarakat dari Negara lain. Karna hubungan antar Negara sekarang sangat mudah karna dapat melalui internet dan situs-situs lain di dunia maya.

DAFTAR PUSTAKA





1 komentar: