PUBLIC RELATION di ERA
GLOBALISASI
Disusun Oleh :
Nama : Cicilia Putri
Setyorini
NIM : 211391632
Jurusan / kelas : D3 B
Semester : III
SEKOLAH TINGGI
PARIWISATA AMBARRUKMO
(STIPRAM)
YOGYAKARTA
2011
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi, bidang Public
Relations atau kehumasan akan
sangat berperan. Perusahaan yang tidak memanfaatkan bidang tersebut akan tertinggal karena tidak menguasai perolehan dan penyebaran informasi. Fungsi komunikasi dan hubungan masyarakat akan sangat
terasa manakala perusahaan berupaya mengembangkan usaha dan menghindari situasi
yang kurang kondusif dengan lingkungan.
Begitu pula
bagi perusahaan/lembaga yang memasarkan produk berupa jasa. Para praktisi
Public Relations sektor jasa ini juga akan sangat berkembang saat ini. Tak
terkecuali dalam dunia kepustakawanan.
Pendekatan public
relations menuntut cara-cara penghampiran baru yang bukan hanya lebih
komprehensif, melainkan lebih imajinatif terhadap pembentukan opini publik ini.
Suatu pendekatan yang mempertimbangkan beragam aspek yang bersinggungan dengan
opini, misalnya aspek-aspek pemasaran (marketing dalam arti luas),
manajemen, periklanan, komunikasi pribadi, psikologi, antropologi.
Hal ini
diperlukan guna menghidari kebingungan atas kenyataan, bahwa suatu opini publik
yang positif, tiba-tiba berubah menjadi sebaliknya. Pasalnya saat ini sikap
masyarakat cenderung ‘aneh’ ditambhan dengan perilaku media massa yang terwujud
dalam model hostile journalism (jurnalisme permusuhan)
ANALISA
ANALISA
Public relations (PR) sebagai salah satu pilar terpenting dalam
komunikasi pemasaran untuk menciptakan reputasi perusahaan, juga mengalami
dampaknya. Dalam strategi komunikasi global para praktisi PR memposisikan diri
di front line yang mengkomunikasikan sasaran, pesan-pesan utama, target
publics, dan rencana-rencana perusahaan.
Menghadapi situasi ini, tantangan terberat bagi
praktisi PR adalah perannya sebagai pengelola dan pendamai sistem nilai,
kepercayaan dan ideologi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. Peran ini mesti
didukung oleh status PR sebagai interpreter perusahaan dan pencipta social
policy yang menempatkan organizational behavior sebagai panduan.
Mereka juga mempengaruhi dan mendamaikan persepsi publik dalam konteks global.
Berkat teknologi, praktisi PR dapat menerima dan
mengirimkan informasi lebih cepat dan mendapatkan instant response time
di tingkat lokal maupun internasional. Berkat internet, kita bisa melakukan apa
saja yang berkaitan dengan upaya berhubungan dengan publik melalui e-mails
dengan sistem global, voice mail, situs perusahaan, dan worldwide
video conferencing network.
Dengan menggunakan jasa Internet, praktisi PR harus
juga menjadi synthesizer. Ia bisa menciptakan homepage dan
menyempurnakannya setiap hari, membuat iklan, mendesain brosur, menaruh
cerita-cerita yang relevan dengan perkembangan bisnis perusahaan, menulis
ceramah, mengkoordinasikan event atau seminar, merencanakan dan
menjalankan sales meeting.
Definisi
Public Relation
Merupakan proses interaksi
dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang
menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan
motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik,
kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya .
Tugas utama PR adalah pemberi identitas organisasinya
dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh
kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi
tersebut . Namun sebetulnya juga menyangkut upaya-upaya untuk membentuk kesan
positif perusahaan dalam benak setiap orang.
Rute pokok operasi humas adalah
komunikasi getok tular (word of mouth), artikel pers (press and news
stories) dan rekomendasi personal. Tujuannya adalah, untuk
menempatkan perusahaan dan produknya dalam memori serta pembicaraan masyarakat
dalam artian positif. Karena informasi muncul dalam bentuk berita, maka
informasi ini memiliki bobot yang lebih.
Definisi
Profesional
Seorang profesional adalah
seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan
peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas
jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi
yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun
begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga
disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan
anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah.
Profesional adalah orang yang
menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau
keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau
performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
Definisi
Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah
istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi
yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses
di mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara.
Public Relation Profesional di Era
Global
Public
Relation dalam terminology bahasa Indonesia diartikan sebagai Humas. Dari arti tersebut maka dapat
dijabarkan seorang Public Relation harus dapat membangun hubungan dengan
masyarakat melalui citra positif perusahaan yang ia wakili. Bahkan di Indonesia
sendiri telah dimunculkan UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi
Publik (KIP) dimaksud khususnya berkaitan dengan hak dan kewajiban pemohon
informasi serta hak dan kewajiban pengelola informasi.
Globalisasi:
dunia tanpa batas, kentara sekali saat ini batas-batas antar negara, batas
social, ekonomi serta budaya sudah dikaburkan melalui media internet. Setiap
detik kita dibanjiri informasi paling baru melalui internet. Kondisi ini biasa
disebut sebagai Era 2.0, Era dimana akses reputasi perusahaan menjadi lebih
terbuka dan langsung ke publik, dalam hal ini customer perusahaan itu sendiri.
Akses social media yang sudah membumi dan menjadi teman kesehari-harian publik
membuat publik memiliki power yang besar membentuk opini,
menyebarkan berita, dan mempengaruhi publik lain akan sebuah isu perusahaan.
Sebelum
era PR 2.0, akses ini hanya bisa melalui media massa. Saat itu, power
media sangat kuat. Media menjadi akses satu-satunya untuk membentuk
opini, menyebarkan berita dan mempengaruhi publik. Komunikasi berlangsung
2 arah (timbal balik) antara perusahaan dengan publik, tapi melalui perantara
media. Sehingga akses menjadi tidak langsung, berlangsung lebih lama, dan
banyak noise komunikasi yang terjadi.
Segala
informasi yang dimuat secara online ini, sangat susah dikontrol penyebarannya.
Peran PR di era 2.0 menjadi semakin kompleks, maka PR 2.0 yang mengerti
perkembangan ini, akan juga memantau opini-opini yang terjadi diranah social
media, yang merupakan media langsungnya publik menuangkan segenap
pikiran-pikirannya, termasuk potensinya untuk menyebarkan isu perusahaan
(Breakenridge, 2009).
- Monitoring perusahaan di
social media termasuk Blog, Twitter, Facebook. Hal ini bisa
dilakukan dengan berlangganan Google Alert, yang nantinya akan
mendeteksi keyword-keyword yang berhubungan dengan
perusahaan dan hasil deteksi ini akan dikirimkan ke email kita.
Begitu juga dengan fitur Facebook dan Twitter.
- Enggagement/lobbying dengan
social media influencer, seperti Blogger dan Twitter
yang memiliki banyak pengikut. Seperti media relations untuk
posisi tanggung jawab PR, perlu juga diadakan social media
influencer relations yang menjadi perhatian khusus divisi PR
sebuah perusahaan.
- Tetap
meningkatkan kualitas dengan media massa konvensional dan online,
terutama pimpinan media terkait sehingga level lobbying tetap bisa
terjaga.
- Tanggap jika melihat ada isu langsung yang kira-kira memiliki potensi negatif bagi reputasi perusahaan, dan langsung disikapi bijaksana dengan barometer reputasi perusahaan sebagai taruhan utamanya, dan bukan tentang siapa yang benar siapa yang salah (Breakenridge, 2009).
PROSPEK
DAN TANTANGAN PR DI ERA GLOBAL
Peranan PR di era
sekarang sangat berbeda jauh dengan era terdahulu. Dahulu pekerjaan PR bisa di
bilang anggap sebelah mata oleh semua orang. Pekerjaan yang tidak terlalu
penting dalam kesehariannya. Orang-orang lebih memilih pekerjaan lain daripada
PR. Orang menganggap PR hanya bermodalkan pintar ngomong. Padahal PR
sangat sulit di pelajari dan di pahami. Membutuhkan ketelatenan dan kesabaran
untuk mempelajari PR. Hal tersebut sangat sepadan derngan hasil yang kita
terima jika kita berhasil memperdalami PR. Karena di era global ini, PR sangat
di butuhkan di semua instansi tanpa terkecuali. Seperti contohnya lembaga
pemerintahan , lembaga pendidikan , lembaga militer , sejumlah organisasi PR
seperti Perhumas (Asosiasi PR di Indonesia) , APPRI (Asosiasi Perusahaan PR di
Indonesia) , Bakohumas , Forum Humas BUMN , Forum Humas Perbankan, bahkan
perusahaan – perusahaan besar lainnya. Banyak peran – peran dari PR antara lain
:
1.
Communicator
Sebagai juru bicara
organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok
masyarakat. Hamper semua teknik komunikasi antar personal dipergunakan ,
komunikasi lisan , komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuader
2.
Relationship
Hubungan yang tidak
harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan public yang pada akhirnya mengancam
kelangsungan bisnis perusahaan. Untuk itu PR harus dapat hubungan baik
dengan relasi – relasinya agar terjaga dari hal – hal yang tidak di inginkan.
3.
Management Backup
Menunjang kegiatan
departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran , operasional , teknik
, keuangan , personalia demi terciptanya tujuan bersama
4. Good
Image Maker
Dalam dua decade
terakhir , public mencermati nama – nama pejabat PR yang kerap muncul sebagai
narasumber perusahaan atau organisasi yang diwakilinya
Selain itu, di era
global ini tantangan PR sangatlah banyak dan cenderung runyam. Banyak
sekali informasi yang negatif yang berkeliaran di samudra global tentang
Indonesia dan termasuk diantaranya berkaitan erat dengan dunia bisnis
Indonesia. Sementara dunia bisnis seolah tak berdaya menghadapinya. Sehingga
bukan hanya rupiah saja yang menjadi bulan-bulanan inforamsi global, tetapi
juga aspek bisnis lain, seperti investasi, hutang bahkan produk ekspor kita.
Isu-isu seperti lingkungan hidup untuk produk-produk hasil hutan, dan isu-isu
lain seperti dumping, sangat mempersulit ekspor kita.
Ini jelas
mencerminkan betapa lemahnya kemampuan PR kita. Termasuk kurang handalnya
pemanfaatan teknologi. Teknologi dalam era globalisasi sekarang ini tidak hanya
sekedar suatu alat. Teknologi menawarkan kebebasan untuk mempraktekkan
kemampuan pemasar melalui cara-cara baru, diantaranya dalam bidang komunikasi
pemasaran.
PR bukanlah fungsi manajemen yang dapat berdiri sendiri. Bersama sarana
komunikasi pemasaran lainnya akan membentuk integrated marketing
communications, merupakan cara yang paling efektif dalam
mengkomunikasikan pesan-pesan utama kepada pelanggan, shareholders, karyawan
dan staf perusahaan, serta target publics yang lain.
Selain itu, peran
praktisi PR saat ini, sebagai penasihat public relations,
menjadikan praktisi PR untuk memfokuskan diri pada strategi komunikasi dan
pemberi saran pada hal-hal yang signifikan seperti nilai-nilai dan kultur yang
dianut masyarakat.
Praktisi PR harus
selalu menjadi well-informed persons dengan strong
sense pada riwayat dan pengetahuan akan kejadian-kejadian yang
terkini. Praktisi PR juga harus mempunyai nalar yang tajam dan mempunyai
wawasan kosmopolitan, dalam arti sensitif terhadap nuansa multikultural dan
internasional yang /melingkupi publik perusahaan.
Berbagai ragam cara
dapat ditempuh. Mempelajari bahasa asing selain bahasa Inggris, mempelajari
hal-hal penting bagi perusahaan yang bermacam-macam, meningkatkan pengetahuan
internasional dengan melakukan perjalanan ke luar negeri yang cukup sering,
menjalin relasi dengan orang-orang dari berbagai macam kultur dan negara.
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan
berkomunikasi yang baik antara organisasi, pemerintah maupun perusahaan dengan
publik atau masyarakat inilah menjadikan bisnis jasa konsultan PR yang
dibutuhkan dan bisnis ini memiliki prospek yang cerah.
Dan hal
yang paling terpenting bagi profesi Public Relation adalah kemampuan yang
kompeten di bidang komunikasi itu sendiri, sehingga tercipta sumber daya
manuasia yang berkualiatas dan mampu bersaing, serta terampil berkomunikasi di
bidangnnya.
Globalisasi adalah dimana antar kelompok maupun antar
Negara bisa saling berkomunikasi sehingga yang dimaksud dengan PR di Era
Globalisasi adalah agar seorang Public Relation tidak hanya dapat menjalin
hubungan dengan masyarakat dalam negri
saja tapi juga dapat menjalin hubungan dengan masyarakat dari Negara lain.
Karna hubungan antar Negara sekarang sangat mudah karna dapat melalui internet
dan situs-situs lain di dunia maya.
DAFTAR PUSTAKA
wah anak stipram yo
BalasHapus